Ebiet G Ade dikenal dengan lagunya yang bertemakan alam dan duka derita yang di alami kelompok tersisih.
Melalui Lagu-lagunya yang berjudul folk pop, soft rock dan country serta di kemas dalam format balada, pada awal konservasi, ia memotret gambaran kehidupan di Indonesia pada akhir tahun 1970 hingga sekarang.
Tema lagu yang berbeda-beda, bukan hanya tentang cinta, namun ada juga lagu-lagu yang berjudul alam, sosial-politik, keagamaan, bencana, keluarga, dll.
Sentuhan dari musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia.
Semua lagunya di karang dan di tulis sendiri, ia tidak pernah membawakan lagu yang di cipatakan orang lain, kecuali lagu Desa yang di tuliskan oleh Oding Arnaldi dan Mengarungi Keberkahan Tuhan yang di ciptakan bersama dengan Presiden Susulo Bambang Yudhoyono.
Nama dari Ebit G. Ade sendiri di ambil dari pengalaman saat mengikuti khursus Bahasa Inggris, sang guru yang merupakan orang asing sulit untuk memanggul namanya ‘Abid’ Ghoffar.
Dengan logat bulenya, Abid di panggil menjadi Ebiet karena di dalam Bahasa Inggris ‘A’ di baca ‘E’.
Biografi Ebiet G Ade
Nama : Abid Ghoffar bin Aboe Dja’far
Tempat Lahir : Wandadi, Banjarnegara, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : 21 April 1955
Pekerjaan : Musisi & Penulis Lagu
Karier :
Ebiet G Ade pertama kali di ajari bermain gitar oleh kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu mamperdalam ilmu gitar
Pada saat itu ia hanya bernyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta dan juga di Jawa Tengah, memusikalisasikan puisi karya Emily Dickinson, Nothing dan mendapatkan tanggapan yang positif dari penggemarnya.
Meskipun demikian ia masih menganggap kegiatanya sebagai sebuah hobi belaka. Namun atas dorongan dari sahabat PSKnya dan juga teman kos, akhirnya Ebiet setuju untuk maju ke dunia belantika musik Nusantara.
Setelah berulang kali di tolak di berbagai rekaman, akhirnya ia di terima di Jackson Record pada tahun 1979.
Lagunya menjadi terkenal dalam khasana musik pop Indonesia. Tidak herah, Ebiet sempat juara dalam dunia pop Indonesia pada tahun 1979-1983.
Sekitar 7 tahun Ebiet melakukan rekaman demi rekaman di Jackson Record. Akhirnya pada 1986, lable yang melambangkan namanya di tutup dan Ebiet terpaksa keluar.
Ia sempat membangun lable sendiri EGA Records, yang mengeluarkan 3 album, Sketsa Rembulan Emas, Menjaring Matahari, dan Seraut Wajah.
Ebiet adalah salah seorang penyanyi yang mendukung album Kita Untuk Mereka, Sebuah album yang di keluarkan bersangkutan dengan kejadian tsunami 2004, bersama dengan 57 musisi lainnya.
Ia memang seorang penyanyi yang terlihami oleh alam, ketuhanan, sosial, dan kemanusiaan sehingga ada beberapa lagunya terinspirasi dari bencana alam, sehingga lagu-lagunya sering menjadi tema bencana.